25/06/14

SEKILAS TENTANG NAMA BUSUNGMEGELUNG SAMPAI MENJADI BUSUNGBIU

         Sahabat yang baik sebelumnya saya mohon maaf bila penyampaian ini kurang valid atau tidak akurat sebab sejarah ini sempat saya baca tahun 1987 dan lembaran literaturnya sudah menjadi sampah saat itu,  saya pungut di tempat sampah kantor camat Busungbiu dan saya tempel di dinding kamar rumah disaat saya masih kecil...
        Sepintas  saya ingat di sana  dituliskan bahwa saat perjalanan  keluarga raja  dari zaman kerajaan Bedahulu menuju jawa, yang diiringi oleh para patih dan punggawanya , beliau sempat mencari daerah sebagai tempat peristirahatan, dan beliau menyuruh salah satu dari pengikutnya untuk memanjat pohon kelapa dan memantau dari ketinggian pohon kelapa dilereng perbukitan sebelah timur tukad Yeh Panes, dari sana terlihatlah gelung emas yang bercahaya kemilau di sebelah barat, yang kini tempat itu bernama Maksan, atas dasar itu beliau mencari tempat gelung itu, dan di sana beliau membuat istana kecil sebagai persimpangan. Lama kelamaan beliau betah di tempat ini. sehingga untuk mengenang perjalanan beliau diberilah tempat ini sebuah nama  Busungmegelung karena ditemukan sebuah gelung emas dari pucuk pohon kelapa.
         Lama sudah beliau menetap di sana. sampai Ki Ularan memiliki seorang putra laki laki. Putra beliau suka mencari udang ke sungai. Mungkin karena kehendak Hyang Widhi, kesedihan menimpa keluarga Ki Ularan. Satu satunya anak kesayangan Beliau meninggal karena terhimpit batu besar saat berusaha mengambil udang kesukaannya. Putra ki Ularan dimakamkan disebelah utara dari tempat Beliau Berstana kini tempat itu dinamakan Pendem. Saat memakamkan putra Ki Ularan, semua di bungkus  dan dipayungi dengan daun pisang, dan diiringi oleh 66 orang seraya menyebutkan Busungbiu, sejak saat itu nama Busungmegelung berubah menjadi Busungbiu. Ki Ularan tak kunjung reda kesedihannya dan akhirnya memutuskan pergi ke arah barat laut menelusuri sungai Saba. Kepergiannya hanya diikuti oleh kerabatnya saja sedangkan pengikut yang lagi 66 orang masih menetap dan sampai sekarang yang ke 66 orang tersebut masih dihormati sebagai pemucuk pendiri desa Busungbiu. Ki Ularan akhirnya menetap dan meninggal di utara desa Telaga, yang kini disebut desa Ularan.
      demikian sejarah singkat desa Busungbiu semoga bermanfaat dan apabila teman teman menemukan data yang lebih akurat dari apa yang saya paparkan disini, besar harapan saya untuk bisa berbagi....

Dapodik

Buat teman teman operator yang masih sibuk mencari aplikasi dapodik mari berbagi disini https://www.dropbox.com/s/whnfygtd9uyewxd/Dapodikdas208_2.exe