28/10/12




ILMU DI ZAMAN  REVOLUSI



  
BAB I
ILMU DALAM PERADABAN ZAMAN KUNO DAN ABAD TENGAH

A. ILMU DALAM PERADABAN YUNANI
Kemunculan science di Eropa dianggap bermula dari para filsuf negara-negara kota Yunani yang mendiami pantai dan pulau-pulai Mediteranian Timur, di akhir abad ke-6 dan ke-5 SM. Karya mereka hanya dikenal melalui cuplikan-cuplikan, rujukan-rujukan kutipan-kutipan singkat yang dibuat oleh para pengarang. Dengan menyeleksi cuplikan-cuplikan itu para pengarang dapat menjadikannya lebih rasional dan ilmiah daripada sekedar pembenaran.

RUNTUHNYA TEORI EVOLUSI

Teori evolusi sudah berusia 150 tahun, dan juga telah berpengaruh besar pada pandangan hidup yang dianut masyarakat. Teori ini menyatakan sebuah dusta, yaitu bahwa manusia muncul ke dunia ini sebagai akibat faktor kebetulan, dan bahwa manusia adalah suatu “spesies binatang”. Lebih jauh lagi, teori ini mengajarkan bahwa satu-satunya hukum yang berlaku adalah usaha makhluk hidup, yang hanya mementingkan diri sendiri, untuk bertahan hidup. Pengaruh gagasan ini tampak di abad kesembilan belas dan kedua puluh: manusia semakin egois, akhlak masyarakat yang memburuk, semakin merebaknya sikap mementingkan diri sendiri, sikap tidak berperikemanusiaan, dan kekerasan, tumbuh berkembangnya ideologi berdarah dan diktator seperti fasisme dan komunisme, krisis individual dan sosial karena manusia semakin jauh dari akhlak agama, …

26/10/12

 SEJARAH SINGKAT DALEM TAMBLINGAN

"Om Awighnam Astu Nama Siwaya"

Menurut Prasasti Gobleg, Kandan Sanghyang Mertajati, dan Babad Hindu Gobleg diceritakan bahwa Ida Bhatara Siwa memiliki 3 Putra yang turun ke Bumi yakni: Ida Bhatara Dalem Solo, Ida Bhatara Dalem Kelungkung, dan Ida Bhatara Dalem Tamblingan.
Ketiga Ida Bhatara ini sering disebut sebagai Ida Bhatara Sanghyang Tiga Sakti, Melinggih ring Pelinggih Gedong/Meru Tumpang Lima ngaran Gedong Kusuma Jati Ning. Semua Keturunan Beliau bergelar Satrya Dalem. Dari sinilah kemudian pengelompokan Keturunan Bali Mula (Bali Kuno/Bali Aga) dibagi menjadi 2 bagian besar yakni:
1. Kelompok Dalem, terdiri dari: Satrya Dalem, Arya Dalem, dan Pasek Dalem
2. Kelompok Abdi Dalem, terdiri dari: Arya, Pasek, dan Pande

21/10/12




BABAD PULASARI

Oleh : Bhagawan Dwija

Mudah-mudahan tiada halangan !

Permohonan maaf hamba ke hadapan arwah para leluhur yang disemayamkan dalam wujud Ongkara dan selalu dipuja dengan hati suci. Dengan memuja dan memuji kebesaran Sanghyang Siwa semoga penulis terhindar dari segala kutukan, derita, cemar, duka-nestapa, dan halangan lainnya. Mudah-mudahan tujuan hamba yang suci ini berhasil serta bebas dari dosa-dosa karena menguraikan cerita leluhur di masa lampau, semoga direstui sehingga mendapat kejayaan, keselamatan, keabadian, panjang usia, sampai dengan seluruh keluarga turun temurun.

15/10/12

 PENDIDIKAN GLOBAL



A. LATAR BELAKANG TIMBULNYA PENDIDIKAN GLOBAL
Saat ini dunia semakin lama tumbuh menjadi “semakin kecil” seiring dengan timbulnya saling ketergantungan diantara negara-negara, suatu hal yang menunjukkan ciri sebuah era baru, yaitu era globalisasi. Oleh karenanya dunia pendidikanpun harus berubah dari pendidikan lokal menjadi pendidikan yang berwawasan global. Peta ekonomi kita, politik, sosial dan sistem lingkungan hidup telah saling terhubung hingga pada tingkat tertentu sehingga kita harus sadar akan dunia yang semakin menyatu. Ini berarti bahwa pemahaman akan saling ketergantungan dalam sistem di dunia mengharuskan kita untuk saling menghargai perbedaan nilai dan beragai sudut pandang yang ada.
 Pura Penataran Dalem Ped
 


Pura Penataran Agung Ped
Semburkan Atmosfer Kekuatan Ratu Gede Nusa

http://www.balipost.co.id/balipostcetaK/2006/6/7/bd1.htm
Di sebuah desa, persisnya di Desa Ped, Sampalan, Nusa Penida, ada sebuah pura yang sangat terkenal di seluruh pelosok Bali. Pura Penataran Agung Ped nama tempat suci itu. Berada sekitar 50 meter sebelah selatan bibir pantai lautan Selat Nusa. Karena pengaruhnya yang sangat luas yakni seluruh pelosok Bali, Pura Penataran Agung Ped disepakati sebagai Pura Kahyangan Jagat. Pura ini selalu dipadati pemedek untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, kerahayuan, dan ketenangan. Hingga saat ini, pura ini sangat terkenal sebagai salah satu objek wisata spiritual yang paling diminati.
Pada awalnya, informasi tentang keberadaan Pura Pentaran Agung Ped sangat simpang-siur. Sumber-sumber informasi tentang sejarah pura itu sangat minim, sehingga menimbulkan perdebatan yang lama. Kelompok (Puri Klungkung, Puri Gelgel dan Mangku Rumodja -- Mangku Lingsir) menyebutkan pura itu bernama Pura Pentaran Ped. Yang lainnya, khususnya para balian di Bali, menyebut Pura Dalem Ped.
Seorang penekun spiritual dan penulis buku asal Desa Satra, Klungkung, Dewa Ketut Soma dalam tulisannya tentang Selayang Pandang Pura Ped beranggapan bahwa kedua sebutan dari dua versi yang berbeda itu benar adanya. Menurutnya, yang dimaksudkan adalah Pura Dalem Penataran Ped. Hanya, satu pihak menonjolkan penatarannya. Satu pihak lainnya lebih menonjolkan dalemnya.
Selain itu, beberapa petunjuk yang menyebutkan pura itu pada awalnya bernama Pura Dalem. Dalam buku Sejarah Nusa dan Sejarah Pura Dalem Ped yang ditulis Drs. Wayan Putera Prata menyebutkan Pura Dalem Ped awalnya bernama Pura Dalem Nusa. Penggantian nama itu dilakukan tokoh Puri Klungkung pada zaman I Dewa Agung. Penggantian nama itu setelah Ida Pedanda Abiansemal bersama pepatih dan pengikutnya secara beriringan (mapeed) datang ke Nusa dengan maksud menyaksikan langsung kebenaran informasi atas keberadaan tiga tapel yang sakti di Pura Dalem Nusa.
Saking saktinya, tapel-tapel itu bahkan mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, baik yang diderita manusia maupun tumbuh-tumbuhan. Sebelumnya, Ida Pedanda Abiansemal juga sempat kehilangan tiga buah tapel. Ternyata, begitu menyaksikan tiga tapel yang ada di Pura Dalem Nusa itu adalah tiga tapel yang sempat menghilang dari kediamannya. Namun, Ida Pedanda tidak mengambil kembali tapel-tapel itu dengan catatan warga Nusa menjaga dengan baik dan secara terus-menerus melakukan upacara-upacara sebagaimana mestinya.

SEJARAH KOTA SINGARAJA



Tersebutlah Istana Gelgel pada sekitar tahun 1568 dalam suasana tenang, dimana Raja Sri Aji Dalem Sigening menitahkan putranda Ki Barak Sakti, supaya kembali ketempat tumpah darah Bundanya di Den Bukit (Bali Utara). Ki Barak Panji bersama Bunda Sri Luh Pasek, setelah memohon diri kehadapan Sri Aji Dalem lalu berangkat menuju Den Bukit diantar oleh empat puluh orang pengiring Baginda yang dipelopori oleh Ki Kadosot
Perjalanan mereka memasuki hutan lebat sangat mengerikan, udara yang sangat dingin menggigilkan, menembus celah-celah bukit, mendaki Gunung-gunung meninggi, menuruni jurang-jurang curam, dan akhirnya mereka tiba pada suatu tempat yang agak mendatar. Pada tempat itulah mereka melepaskan lelah seraya membuka bungkusan bekal mereka. Sekali mereka makan ketupat, mereka sembahyang, kemudian mereka diperciki air/tirta oleh Sri Luh Pasek, demi keselamatan perjalanannya, belakangan tempat itu diberi nama “YEH KETIPAT”. Rombongan Ki Barak Panji telah tiba di Desa Gendis/Panji dengan selamat.

Pura di Bali

 

Berbeda dengan candi-candi di Jawa, candi, atau yang di Bali disebut pura, merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu. Pura di Bali merupakan tempat pemujaan umat Hindu.  Setiap keluarga Hindu memiliki pura keluarga untuk memuja Hyang Widhi dan leluhur keluarga, sehingga pura di Pulau Bali jumlahnya mencapai ribuan.
Pura Kahyangan Desa. Setiap desa umumnya memiliki tiga pura utama yang disebut Pura Tiga Kahyangan atau Pura Tri Kahyangan (tri = tiga), yaitu pura-pura tempat pemujaan Sang Hyang Widi Wasa dalam tiga perwujudan kekuasaan-Nya: Pura Desa untuk memuja Dewa Brahma (Sang Pencipta), Pura Puseh untuk memuja Dewa Wisnu (Sang Pemelihara), dan Pura Dalem untuk memuja Dewa Syiwa (Sang Pemusnah). Pura Desa disebut juga Bale Agung, karena pura yang umumnya terletak di pusat desa ini juga digunakan sebagai tempat melaksanakan musyawarah desa.

09/10/12

 SEJARAH SINGKAT DESA SUBUK

Menelusuri sejarah singkat Desa Subuk bukanlah pekerjaan yang mudah, hal ini disebabkan karena tidak ada peninggalan sejarah yang bisa digunakan sebagai petunjuk untuk menelusuri sejarah Desa Subuk, kami menggunakan dan menganalisa beberapa peristiwa dan menghubungkannya dengan informasi dan falta yang kami himpun dari para tetua desa.

Adapun sumber – sumber yang kami jadikan pedoman untuk menelusuri sejarah Desa Subuk 

1.    Peristiwa berdirinya Pura Batur Sai, menyebutkan pada tahun 1327 saka I Gusti Made Pulasari    keturunan dari Dalem Tarukan mendirikan Pura Batur Sai.

2.    Pada tahun 1808 Kerajaan Buleleng yang terkenal dengan pasukan goaknya berperang melawan pasukan kerajaan Tabanan yang terkenal pasukan Tabuhannya yang memperebutkan daerah perbatasan. Dalam perang ini Kerajaan Buleleng tenderita kekealahan. Pasukan Tabuhan Kerajaan Tabanan sempat mengobrak abrik rakyat yang ada di sekitarnya, termasuk keturunan I Gusti Gede Pulasari penyungsung Pura Sai. Karena tidak sanggup menghadapi serangan pasukan Tabuhan akhirnya banyak yang menguasai ke Desa Padang Mesawen ( Sekarang Desa Kekeran ), ada pula yang mengungsi ke Desa Busung Magelung ( Sekarang Desa Busungbiu ). Keturunan yang pindah ke Padang Mesawen akhirnya mendirikan sebuah penghayatan disuatu tempat antara Padang Mesawen dengan Batur Sai yang sekarang bernama Pura Batur.

3.    Lama – kelamaan ada keturunan beliau yang mendirikan pemukiman disekitar Pura Batur tersebut, yang selanjutnya diikuti pula oleh penduduk lainnya. Kurang lebih sekitar tahun 1810 masehi sudah ada pemukiman yang di perkirakan jumlahnya 15 KK. Lokasi tempat tinggal mereka disebut Lebah Sari mungkin karena tempatnya lebah ( rendah ). Selanjutnya daerah pemukiman tersebut menurut penuturan tetua diserang oleh semut sampai ada yang meninggal. Untuk itu akhirnya para tetua sepakat memindahkan tempat pemukiman ketempat yang lebih tinggi selanjutnya diperkirakan tahun 1820 sudah berdiri sebuah desa baru di tempat sekarang dan diberi nama Desa Subuk.Kata Subuk menurut  tetua berasal dari Ibuk karena dulu di tempat lama diibukan ( disibukkan ) oleh semut, ada pula yan g menyebutkan berasal dari kata pasu buk, hingga sekarang desa tersebut diberi nama Subuk.

 KEPEMIMPINAN

Adapun Perbekel yang pernah memegang jabatan di Desa Subuk sejak zaman dulu sampai sekarang yaitu :
1.      Pasek Kotogan ( almarhum ) yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 1840 s/d thun 1840.
2.      Pan Sumiarti ( almarhum ) yang memimpin Desa Subuk sejak Tahun 1840 s/d tahun 1870.
3.      Imandor ( almarhum ) yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 1870 s/d tahun 1895.
4.      Pan Rinis ( almarhum ) yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 1895 s/d tahun 1920.
5.      Pan Luh Dadi ( almarhum ) yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 1920 s/d 1948.
6.      Pan Surat / I Brana ( almarhum ) yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 1948 s/d 1955.
7.      Pan Warsih ( almarhum ) yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 1955 s/d 1969.
8.      Ketut Sumandra ( almarhum ) yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 1969 s/d 1974.
9.      Wayan Surat yang memimpin Desa Subuk Desa Subuk sejak tahun 1974 s/d 1979.
10.    I Made Windu ( almarhum ) yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 1979 s/d 1988.
11.    Wayan Suka Dana yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 1988 s/d 1991.
12.    I Ketut Wageadnya yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 1991 s/d 1999.
13.    I Ketut Suteken yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 1999 s/d 2000
14.    I Ketut Wageadnya yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 2000 s/d 2007
15.    I Wayan Árnica yang memimpin Desa Subuk sejak tahun 2007 s/d Semarang

Demikianlah sejarah singkat Desa Subuk dengan pemimpin desanya yang setiap saat juga mengalami   perubahan sesuai dengan perkembangan zaman.

08/10/12


Sejarah Bali

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Sejarah Bali meliputi rentang waktu perkembangan kebudayaan masyarakat Bali. Sejarah Bali juga terkait dengan beberapa mitologi dan cerita rakyat, yang ada kaitannya dengan sejarah sebuah tempat atau peristiwa yang pernah ada di Bali.

Daftar isi

Masa Prasejarah

Zaman prasejarah Bali merupakan awal dari sejarah masyarakat Bali, yang ditandai oleh kehidupan masyarakat pada masa itu yang belum mengenal tulisan. Walaupun pada zaman prasejarah ini belum dikenal tulisan untuk menuliskan riwayat kehidupannya, tetapi berbagai bukti tentang kehidupan pada masyarakat pada masa itu dapat pula menuturkan kembali keadaanya Zaman prasejarah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang, maka bukti-bukti yang telah ditemukan hingga sekarang sudah tentu tidak dapat memenuhi segala harapan kita.
Berkat penelitian yang tekun dan terampil dari para ahli asing khususnya bangsa Belanda dan putra-putra Indonesia maka perkembangan masa prasejarah di Bali semakin terang. Perhatian terhadap kekunaan di Bali pertama-tama diberikan oleh seorang naturalis bernama Georg Eberhard Rumpf, pada tahun 1705 yang dimuat dalam bukunya Amboinsche Reteitkamer. Sebagai pionir dalam penelitian kepurbakalaan di Bali adalah W.O.J. Nieuwenkamp yang mengunjungi Bali pada tahun 1906 sebagai seorang pelukis. Dia mengadakan perjalanan menjelajahi Bali. Dan memberikan beberapa catatan antara lain tentang nekara Pejeng, Trunyan, dan Pura Bukit Penulisan. Perhatian terhadap nekara Pejeng ini dilanjutkan oleh K.C Crucq tahun 1932 yang berhasil menemukan tiga bagian cetakan nekara Pejeng di Pura Desa Manuaba, Tegallalang.
Penelitian prasejarah di Bali dilanjutkan oleh Dr. H.A.R. van Heekeren dengan hasil tulisan yang berjudul Sarcopagus on Bali tahun 1954. Pada tahun 1963 ahli prasejarah putra Indonesia Drs. R.P. Soejono melakukan penggalian ini dilaksanakan secara berkelanjutan yaitu tahun 1973, 1974, 1984, 1985. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap benda-benda temuan yang berasal dari tepi pantai Teluk Gilimanuk diduga bahwa lokasi Situs Gilimanuk merupakan sebuah perkampungan nelayan dari zaman perundagian di Bali. Di tempat ini sekarang berdiri sebuah museum.
Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan hingga sekarang di Bali, kehidupan masyarakat ataupun penduduk Bali pada zaman prasejarah Bali dapat dibagi menjadi :
  1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
  2. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
  3. Masa bercocok tanam
  4. Masa perundagian

Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana

Sisa-sisa dari kebudayaan paling awal diketahui dengan penelitian-penelitian yang dilakukan sejak tahun 1960 dengan ditemukan di Sambiran (Buleleng bagian timur), serta di tepi timur dan tenggara Danau Batur (Kintamani) alat-alat batu yang digolongkan kapak genggam, kapak berimbas, serut dan sebagainya. Alat-alat batu yang dijumpai di kedua daerah tersebut kini disimpan di Museum Gedong Arca di Bedulu, Gianyar.
Kehidupan penduduk pada masa ini adalah sederhana sekali, sepenuhnya tergantung pada alam lingkungannya. Mereka hidup mengembara dari satu tempat ketempat lainnya (nomaden). Daerah-daerah yang dipilihnya ialah daerah yang mengandung persediaan makanan dan air yang cukup untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Hidup berburu dilakukan oleh kelompok kecil dan hasilnya dibagi bersama. Tugas berburu dilakukan oleh kaum laki-laki, karena pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup besar untuk menghadapi segala bahaya yang mungkin terjadi. Perempuan hanya bertugas untuk menyelesaikan pekerjaan yang ringan misalnya mengumpulkan makanan dari alam sekitarnya. Hingga saat ini belum ditemukan bukti-bukti apakah manusia pada masa itu telah mengenal bahasa sebagai alat bertutur satu sama lainnya.
Walaupun bukti-bukti yang terdapat di Bali kurang lengkap, tetapi bukti-bukti yang ditemukan di Pacitan (Jawa Timur) dapatlah kiranya dijadikan pedoman. Para ahli memperkirakan bahwa alat-alat batu dari Pacitan yang sezaman dan mempunyai banyak persamaan dengan alat-alat batu dari Sembiran, dihasilkan oleh jenis manusia. Pithecanthropus erectus atau keturunannya. Kalau demikian mungkin juga alat-alat baru dari Sambiran dihasilkan oleh manusia jenis Pithecanthropus atau keturunannya.

Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut

Pada masa ini corak hidup yang berasal dari masa sebelumnya masih berpengaruh. Hidup berburu dan mengumpulkan makanan yang terdapat dialam sekitar dilanjutkan terbukti dari bentuk alatnya yang dibuat dari batu, tulang dan kulit kerang. Bukti-bukti mengenai kehidupan manusia pada masa mesolithik berhasil ditemukan pada tahun 1961 di Gua Selonding, Pecatu (Badung). Gua ini terletak di pegunungan gamping di Semenanjung Benoa. Di daerah ini terdapat goa yang lebih besar ialah Gua Karang Boma, tetapi goa ini tidak memberikan suatu bukti tentang kehidupan yang pernah berlangsung disana. Dalam penggalian Gua Selonding ditemukan alat-alat terdiri dari alat serpih dan serut dari batu dan sejumlah alat-alat dari tulang. Di antara alat-alat tulang terdapat beberapa lencipan muduk yaitu sebuah alat sepanjang 5 cm yang kedua ujungnya diruncingkan.
Alat-alat semacam ini ditemukan pula di sejumlah gua Sulawesi Selatan pada tingkat perkembangan kebudayaan Toala dan terkenal pula di Australia Timur. Di luar Bali ditemukan lukisan dinding-dinding gua, yang menggambarkan kehidupan sosial ekonomi dan kepercayaan masyarakat pada waktu itu. Lukisan-lukisan di dinding goa atau di dinding-dinding karang itu antara lain yang berupa cap-cap tangan, babi rusa, burung, manusia, perahu, lambang matahari, lukisan mata dan sebagainya. Beberapa lukisan lainnya ternyata lebih berkembang pada tradisi yang lebih kemudian dan artinya menjadi lebih terang juga di antaranya adalah lukisan kadal seperti yang terdapat di Pulau Seram dan Papua, mungkin mengandung arti kekuatan magis yang dianggap sebagai penjelmaan roh nenek moyang atau kepala suku.

Masa bercocok tanam

Masa bercocok tanam lahir melalui proses yang panjang dan tak mungkin dipisahkan dari usaha manusia prasejarah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya pada masa-masa sebelumnya. Masa neolithik amat penting dalam sejarah perkembangan masyarakat dan peradaban, karena pada masa ini beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam bertambah cepat. Penghidupan mengumpulkan makanan (food gathering) berubah menjadi menghasilkan makanan (food producing). Perubahan ini sesungguhnya sangat besar artinya mengingat akibatnya yang sangat mendalam serta meluas kedalam perekonomian dan kebudayaan.
Sisa-sisa kehidupan dari masa bercocok tanam di Bali antara lain berupa kapak batu persegi dalam berbagai ukuran, belincung dan panarah batang pohon. Dari teori Kern dan teori Von Heine-Geldern diketahui bahwa nenek moyang bangsa Austronesia, yang mulai datang di kepulauan kita kira-kira 2000 tahun S.M ialah pada zaman neolithik. Kebudayaan ini mempunyai dua cabang ialah cabang kapak persegi yang penyebarannya dari dataran Asia melalui jalan barat dan peninggalannya terutama terdapat di bagian barat Indonesia dan kapak lonjong yang penyebarannya melalui jalan timur dan peninggalan-peninggalannya merata dibagian timur negara kita. Pendukung kebudayaan neolithik (kapak persegi) adalah bangsa Austronesia dan gelombang perpindahan pertama tadi disusul dengan perpindahan pada gelombang kedua yang terjadi pada masa perunggu kira-kira 500 S.M. Perpindahan bangsa Austronesia ke Asia Tenggara khususnya dengan memakai jenis perahu cadik yang terkenal pada masa ini. Pada masa ini diduga telah tumbuh perdagangan dengan jalan tukar menukar barang (barter) yang diperlukan. Dalam hal ini sebagai alat berhubungan diperlukan adanya bahasa. Para ahli berpendapat bahwa bahasa Indonesia pada masa ini adalah Melayu Polinesia atau dikenal dengan sebagai bahasa Austronesia.

Masa perundagian


Gong, yang ditemukan pula di berbagai tempat di Nusantara, merupakan alat musik yang diperkirakan berakar dari masa perundagian.
Dalam masa neolithik manusia bertempat tinggal tetap dalam kelompok-kelompok serta mengatur kehidupannya menurut kebutuhan yang dipusatkan kepada menghasilkan bahan makanan sendiri (pertanian dan peternakan). Dalam masa bertempat tinggal tetap ini, manusia berdaya upaya meningkatkan kegiatan-kegiatannya guna mencapai hasil yang sebesar-besarnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada zaman ini jenis manusia yang mendiami Indonesia dapat diketahui dari berbagai penemuan sisa-sisa rangka dari berbagai tempat, yang terpenting di antaranya adalah temuan-temuan dari Anyer Lor (Banten), Puger (Jawa Timur), Gilimanuk (Bali) dan Melolo (Sumbawa). Dari temuan kerangka yang banyak jumlahnya menunjukkan ciri-ciri manusia. Sedangkan penemuan di Gilimanuk dengan jumlah kerangka yang ditemukan 100 buah menunjukkan ciri Mongoloid yang kuat seperti terlihat pada gigi dan muka. Pada rangka manusia Gilimanuk terlihat penyakit gigi dan encok yang banyak menyerang manusia ketika itu.
Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan dapat diketahui bahwa dalam masyarakat Bali pada masa perundagian telah berkembang tradisi penguburan dengan cara-cara tertentu. Adapun cara penguburan yang pertama ialah dengan mempergunakan peti mayat atau sarkofagus yang dibuat dari batu padas yang lunak atau yang keras. Cara penguburannya ialah dengan mempergunakan tempayan yang dibuat dari tanah liat seperti ditemukan di tepi pantai Gilimanuk (Jembrana). Benda-benda temuan ditempat ini ternyata cukup menarik perhatian di antaranya terdapat hampir 100 buah kerangka manusia dewasa dan anak-anak, dalam keadaan lengkap dan tidak lengkap. Tradisi penguburan dengan tempayan ditemukan juga di Anyar (Banten), Sabbang (Sulawesi Selatan), Selayar, Rote dan Melolo (Sumba). Di luar Indonesia tradisi ini berkembang di Filipina, Thailand, Jepang dan Korea.
Kebudayaan megalithik ialah kebudayaan yang terutama menghasilkan bangunan-bangunan dari batu-batu besar. Batu-batu ini mempunyai biasanya tidak dikerjakan secara halus, hanya diratakan secara kasar saja untuk mendapat bentuk yang diperlukan. di daerah Bali tradisi megalithik masih tampak hidup dan berfungsi di dalam kehidupan masyarakat dewasa ini. Adapun temuan yang penting ialah berupa batu berdiri (menhir) yang terdapat di Pura Ratu Gede Pancering Jagat di Trunyan. Di pura in terdapat sebuah arca yang disebut arca Da Tonta yang memiliki ciri-ciri yang berasal dari masa tradisi megalithik. Arca ini tingginya hampir 4 meter. Temuan lainnya ialah di Sembiran (Buleleng), yang terkenal sebagai desa Bali kuna, disamping desa-desa Trunyan dan Tenganan. Tradisi megalithik di desa Sembiran dapat dilihat pada pura-pura yang dipuja penduduk setempat hingga dewasa ini. dari 20 buah pura ternyata 17 buah pura menunjukkan bentuk-bentuk megalithik dan pada umumnya dibuat sederhana sekali. Di antaranya ada berbentuk teras berundak, batu berdiri dalam palinggih dan ada pula yang hanya merupakan susunan batu kali.
Temuan lainnya yang penting juga ialah berupa bangunan-bangunan megalithik yang terdapat di Gelgel (Klungkung).Temuan yang penting di desa Gelgel ialah sebuah arca menhir yaitu terdapat di Pura Panataran Jro Agung. Arca menhir ini dibuat dari batu dengan penonjolan kelamin wanita yang mengandung nilai-nilai keagamaan yang penting yaitu sebagai lambang kesuburan yang dapat memberi kehidupan kepada masyarakat.

PTK 
OLEH 
WAYAN SUDARMAYASA,SPd


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Perkembangan proses pembelajaran pada SD No. 2 Umejero yang menekankan  pada suatu proses perubahan prilaku, pembentukan karakter individu, pengembangan wawasan, dan penambahan pengetahuan yang  harus dialami oleh peserta didik, perlu kiranya dikaji kembali supaya betul-betul menjadi proses pembelajaran, dengan pencapaian hasil belajar yang sesuai dengan KKM  yaitu 60,00 dan ketuntasan belajar minimal 75%.
1
Berdasarkan hasil refleksi dalam  pembelajaran IPA semester 1 tahun pelajaran 2010/2011, pada  siswa kelas VI SD No.2 Umejero terdapat beberapa permasalahan yang berhasil teridentifikasi adalah sebagai berikut. Pertama, dalam setiap pembelajaran guru tidak pernah menjelaskan tujuan dari pembelajaran dan betapa pentingnya pelajaran yang ingin dicapai setelah selesai pembelajaran. Kedua, pendekatan yang digunakan oleh guru, selama ini masih menggunakan metode konvensional. Ketiga, pembelajaran yang terlaksana hanya sebatas teori  tanpa menuntut penerapan. Keempat, kurangnya penerapan teori belajar sosial, khususnya tentang pemodelan (modelling). Kelima,  Kemampuan seorang guru dalam menerapkan strategi pembelajaran,memilih metode yang efektif, dan menyenangkan bagi peserta  didik, tergolong rendah dan kurang variatif. Keenam, adanya keterbatasan kemampuan guru dalam penggunaan media, dan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Ketujuh, ketersediaan media pembelajaran sangatlah minim.  Kedelapan, sistem penilaian yang dilakukan oleh guru hanya  terbatas dalam hal mengukur sejauh mana siswa membangun pengetahuanya yang diceramahi oleh guru sebelumnya. Sehingga penilain hasil belajar terhadap siswa tidak kompleks. Sebagai tindakan terhadap permasalahan tersebut, seorang guru dituntut selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam menerapkan strategi, memilih metode,danmemanfaatkan media pembelajaran secara efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Permasalahan tentang peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas VI   SD No.2 Umejero, diselesaikan melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian ini akan mengupayakan suatu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan nilai terapan sebagai wujud nyata hasil suatu pembelajaran. Melaksanakan proses pembelajaran IPA pada SD No.2 Umejero dengan penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) bermedia animasi melalui komputer akan lebih banyak menuntut siswa untuk dapat mengeksplorasi pengalamannya dan kemudian   mengimplikasikannya dengan teori yang dipelajari. Sehubungan dengan hal tersebut, sebagai hasil akhir dari proses penelitian ini, siswa diharapkan sudah memiliki kemampuan untuk menerapkan pengetahuannya di lingkungan keluarga, dan masyarakat berdasarkan teori dan pengalaman yang sudah terintegrasi  dalam dirinya. Untuk pengetahuan yang baru bagi siswa, guru berupaya memberikan argumentasi dengan media elektronik seperti media interaktif berbantuan komputer yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa.

07/10/12


Buku kuno "Bali" oleh Nikola Drakulic, buku klasik yang menggambarkan kehidupan di Bali pada jaman doeloe dalam foto2 ukuran besar (SUDAH TERJUAL)






Buku kuno "Bali" oleh Nikola Drakulic, dengan 64 gambar foto ukuran besar / satu halaman yang menggambarkan kehidupan di Bali pada jaman doeloe.
Nikola Drakulic adalah Cinematographer terkenal, yang pada th.1950an membuat film tentang Bali berjudul "Bali, Island of Gods".
Disamping membuat film, ia juga membuat foto-foto Bali pada masa itu dalam jumlah besar. Foto-foto indah yang terdapat didalam buku ini, berisi tentang keindahan dan keanehan dari Bali, pulau yang memiliki banyak Kuil / Pura dan Istana, dalam cahaya matahari Tropis,
dengan musik dan tarian-tarian, juga Dewa-dewa dan Demons (Iblis / Setan).

03/10/12

PELANGI BALI DALAM SEKILAS BUDAYA BALI


SEJARAH
Bali berasal dari kata “Bal” dalam bahasa Sansekerta berarti "Kekuatan", dan "Bali" berarti "Pengorbanan" yang berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan kita. Supaya kita selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai 2 pahlawan nasional yang sangat berperan dalam mempertahankan daerahnya yaitu I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik.

DESKRIPSI LOKASI
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil yang beribu kota Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak di Kabupaten Gianyar, sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tempat tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan. Suku bangsa Bali dibagi menjadi 2 yaitu: Bali Aga (penduduk asli Bali biasa tinggal di daerah trunyan), dan Bali Mojopahit (Bali Hindu / keturunan Bali Mojopahit).

UNSUR – UNSUR BUDAYA

A. BAHASA
Bali sebagian besar menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2 yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar, dan bahasa Bali Mojopahit.yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus.


NISN | Cara Mencari Nomor Induk Siswa Nasional

Click Here
Buat yang kesulitan buat mencari NISN atau Nomor induk Siswa Nasional berikut ini saya berikan cara mencari NISN, dimana untuk mencari data NISN siswa ini kita cukup mengetahui nama dan tanggal lahir siswa untuk selengkapnya bagaimana cara mencari NISN silahkan mengikuti langkah langkah berikut ini :
  • Buka situs http://nisn.data.kemdiknas.go.id/Siswa/Data kemudian ada 2 tab ada yang mencari lewat NISN atau tab ke dua dengan memasukan berdasarkan Nama, untuk yang belum mengetahui nomor NISN silahkan pih tab pencarian berdasarkan nama
  • kita tinggal memasukan nama siswa, tempat tanggal lahir dan tanggal lahir kemudian klik cari
  • setelah itu hasilnya akan keluar nama dan nomor NISN anda sekalian,
dulu saya sempat menbaca untuk mencari NISN ini kita harus membuka situs http://nisn.dapodik.org/ akan tetapi menurut pengamatan saya saat ini situs resmi untuk mencari Nomor induk siswa nasional ini beralamat di http://nisn.data.kemdiknas.go.id/Siswa/Data semoga anda semua terbantu bagi yang akan mencari NISN kalian masing-masing

CONTOH SOAL CPNS, GAMES, MP3, HARGA HANDPHONE CARI DISINI


NISN | Cara Mencari Nomor Induk Siswa Nasional Reviewed by Sugeng Setyawan on 2012/05/08 Rating: 4.5

02/10/12

PENGUMUMAN


PENETAPAN KELULUSAN PESERTA UJIAN LANGSUNG PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) KEMENDIKBUD KUOTA TAHUN 2012 ...
www.undiksha.ac.id/?... Penetapan%20Kelulusan%20Peserta%20Ujian%20Langsung%20Pen...
pengumuman peserta plpg 2012. Tahap I: 13 s.d. 23 Mei 2012,. Tahap II: 24 Mei s.d. 2 Juni 2012,. Tahap III: 4 s.d. 13 Juni 2012,. Tahap IV: 1 s.d. 10 Juli 2012, ...
www.undiksha.ac.id/index.php?c=Berita&md=mn...4...
Penetapan Kelulusan PLPG Tahun 2012 Rayon 121 Universitas Pendidikan Ganesha. Penetapan Kelulusan PLPG Tahun 2012 Rayon 121 Universitas ...
www.undiksha.ac.id/ppg/?... Penetapan%20Kelulusan%20Plpg%20Tahun%202012%20Rayon%2...
Format File: PDF/Adobe Acrobat
56/UN48/S.G/ 2012. Singaraja, 13 Agustus 2012. Lampiran. : Satu Gabung. Prihal. : Pengumuman Hasil PLPG. Kepada Yth, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda ...
www.undiksha.ac.id/media/716.pdf
panduan penggunaan e-jurnal undiksha. * pendaftaran beasiswa bidikmisi undiksha dari apbn-p tahun 2012 untuk mahasiswa baru tahun akademik 2012/ 2013 ...
undiksha.ac.id/?...Perubahan%20Rombel%20Peserta%20Plpg%202012...
PENGUMUMAN PEMBAGIAN KKELAS UJIAN ULANG I PLPG 2012. SILAKAN LIHAT DI FILE TERLAMPIR [ Download File ] ...
www.undiksha.ac.id/?... Pengumuman%20Pembagian%20Kkelas%20Ujian%20Ulang%20I%2...
01/10/2012 22:07 | Telp. 0362 22570 ... Perubahan Rombel Peserta PLPG 2012 ... pengumuman penundaan tes kompetensi bidang cpns undiksha tahun 2012 ...
www.undiksha.ac.id/index.php?c=Berita&md=mn...4...
PENGUMUMAN KELULUSAN UJIAN LANSUNG PLPG RAYON 21 KUOTA 2010 ... pengumuman penundaan tes kompetensi bidang cpns undiksha tahun 2012 ...
www.undiksha.ac.id/index.php?c=Berita&md=mn...4...
PENGUMUMAN UJIAN ULANG II PLPG KUOTA TAHUN 2012 DITUNDA SAMPAI WAKTU YANG DITENTUKAN KEMUDIAN.
www.undiksha.ac.id/?... Pengumuman%20Ujian%20Ulang%20Ii%20Plpg%20Kuota%20Tahu...
Pengumuman hasil verifikasi berkas dan pemanggilan peserta PLPG Kuota ... pengumuman penundaan tes kompetensi bidang cpns undiksha tahun 2012 ...
www.undiksha.ac.id/index.php?c=Berita&md=mn...4...